"Inflasi kemungkinan akan tetap rendah untuk beberapa waktu, mencerminkan pertumbuhan yang rendah dalam biaya tenaga kerja dan persaingan yang kuat dalam ritel," kata Gubernur RBA Philip Lowe dalam pernyataan singkat. IVOOX.id, Jakarta - Bank sentral Australia meninggalkan suku bunga pada rekor terendah pada hari Selasa (03/4), bentangan terpanjang tanpa perubahan dalam hampir tiga dekade, dan tampaknya akan memperpanjang periode "kelambanan luar biasa" ini untuk beberapa waktu.
solid gold berjangka di sisi lain RBA melihat bahwa rendahnya tingkat suku bunga dan tingginya pertumbuhan penduduk mestinya akan mendukung kenaikan tingkat belanja masyarakat. RBA juga mengatakan bahwa pasar perumahan di Sydney dan sebagian Melbourne saat ini sangat bagus, sementara di kota-kota lain trend-nya cukup beragam.
“Kerja sama ini merupakan bagian dari upaya BI yang berkelanjutan untuk mendorong perdagangan bilateral, khususnya untuk menjamin penyelesaian transaksi perdagangan dalam mata uang lokal antara kedua negara,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2018. "Perpanjangan BCSA dengan bank sentral Australia ini sudah mulai sejak 2015 dan berakhir tahun ini. Tapi belum berakhir tepatnya 4-5 Agustus ada pertemuan di Manila kedua gubernur bertemu dan sepakat memperpanjng fasilitas ini," kata Erwin di Gedung BI, Jakarta, Kamis (9/8). Dr Lowe mengatakan secara keseluruhan ekonomi Australia, dengan pertumbuhan GDP di atas 3 persen, inflasi sekitar 2 persen, dan angka pengangguran di bawah 5,5 persen, terus berjalan ke arah yang benar. Kesalahan itu pertama kali diketahui pada Kamis, ketika pendengar di radio Triple M mengirim foto yang diperbesar dari pecahan 50 dolar Australia yang dikeluarkan Reserve Bank of Australia (RBA) ke stasiun itu. Foto itu menyoroti kata responsibility yang tampak salah eja sebagai responsibilty sebanyak tiga kali kata yang tercetak, responsibilty kekurangan huruf i.
Ini juga disebabkan karena pernyataan Gubernur Bank Sentral Australia Phillip Lowe bulan lalu yang mengatakan penurunan suku bunga satu kali tidak akan menurunkan tingkat pengangguran yang terjadi sekarang di Australia. AUSTRALIA - Bank Sentral Australia (RBA) hari Selasa (2/7/2019) membuat keputusan bersejarah dengan menurunkan tingkat suku bunga ke angka 1% guna mengatasi dua masalah ekonomi penting yaitu meningkatnya angka pengangguran dan menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Ini terjadi setelah mayoritas bisnis tutup dan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dilakukan akibat dari kebijakan lockdown untuk mengekang penyebaran virus corona. Selain itu, jika Gubernur RBA mengungkapkan kecondongan untuk lebih menyukai kurs Dolar Australia yang lemah (jawboning), maka pergerakan mata uang berjuluk Aussie ini benar-benar bisa melemah karena pasar mengantisipasi kemungkinan intervensi bank sentral di pasar forex.
Keberhasilan negara itu dalam menahan virus telah membuat dolar Australia melonjak ke tertingginya lima bulan. Namun, itu lebih condong berseberangan dengan stimulus moneter dan tidak akan diterima oleh RBA. Reserve Bank of Australia (RBA) telah membanjiri sistem dengan uang tunai hampir A$ 65 miliar sejak 12 Maret ketika krisis likuiditas membuat pasar global mengalami kejatuhan.